“PRINSIP
PENDIDIKAN ISLAM , METODE , DAN PENDEKATAN PEMBELAJARANNYA”

Dibuat untuk memenuhi sebagian tugas mata
kuliah “Ilmu Pendidikan Islam” yang dibimbing oleh:
Baijuri,
S.ag, M.Pdi
Disusun oleh:
1.Mudirul
Achmad Ponja 1511080089
2.Nova Gita Monica 1511080103
3.Putri Nuraini Farozi
1511080114
4.Sari Wahyuni 1511080141
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN RADENINTAN LAMPUNG
1437 H/2016 M
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman saya sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberi masukan-masukan yang bersifat untuk membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Bandar Lampung, 1 April 2016
Pemakalah
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. LATAR
BELAKANG................................................................................................ 1
B. RUMUSAN
MASALAH............................................................................................ 1
C. TUJUAN
PEMBAHASAN......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2
A. PENGERTIAN
PRINSIP DAN PENDIDIKAN ISLAM......................................... 2
B. PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM..................................................... 3
C. PENGERTIAN
METODE DAN PENDIDIKAN.......................................................6
D. DASAR
METODE PENDIDIKAN ISLAM..............................................................6
E. PRINSIP-PRINSIP
METODE PENDIDIKAN ISLAM............................................7
F.
MACAM-MACAM METODE PENDIDIKAN ISLAM...........................................9
G.
MODEL PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM.................................12
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................16
A. KESIMPULAN..........................................................................................................16
B. SARAN......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tidaklah
berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal maddah”, bahwa
metode jauh lebih penting dibanding materi, karena sebaik apapun tujuan
pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat
sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai
tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak. Oleh sebab itu pemilihan
metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai
faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan.
Apa yang dilakukan Rasulullah SAW saat menyampaikan wahyu Allah kepada para sahabatnya bisa kita teladani, karena Rasul saw. sejak awal sudah mengimplementasikan metode pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul saw. sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik. Rasulullah saw. juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang, sehingga beliau mampu menjadikan mereka suka cita, baik meterial maupun spiritual, beliau senantiasa mengajak orang untuk mendekati Allah swt. dan syari’at-Nya
Apa yang dilakukan Rasulullah SAW saat menyampaikan wahyu Allah kepada para sahabatnya bisa kita teladani, karena Rasul saw. sejak awal sudah mengimplementasikan metode pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul saw. sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik. Rasulullah saw. juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang, sehingga beliau mampu menjadikan mereka suka cita, baik meterial maupun spiritual, beliau senantiasa mengajak orang untuk mendekati Allah swt. dan syari’at-Nya
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari prinsip dan pendidikan islam?
2. Apa saja prinsip-prinsip pendidikan islam?
3. Apa pengertian metode dan pendidikan
4. Apa itu dasar metode pendidikan islam?
5. Apa saja prinsip-prinsip metode pendidikan islam?
6. Apa saja macam-macam metode pendidikan islam?
7.
Apa saja model pendekatan dalam pendidikan islam?
BAB II
PEMBAHASAN
H. PENGERTIAN PRINSIP
DAN PENDIDIKAN ISLAM
1. Pengertian Prinsip
Prinsip berasal dari kata principle yang
bermakna asal, dasar, prinsip sebagai dasar pandangan dan keyakinan, pendirian
seperti berpendirian, mempunyai dasar atau prinsip yang kuat. Adapun dasar
dapat diartikan asas, pokok atau pangkal (sesuatu pendapat aturan dan
sebagainya). Dengan demikian prinsip dasar pendidikan Islam bermakna pandangan
yang mendasar terhadap sesuatu yang menjadi sumber pokok sehingga menjadi
konsep, nilai dan asas bangunan pendidikan Islam. Achmadi, menyatakan bahwa
maksud dasar pendidikan ialah pandangan yang mendasari seluruh aktivitas
pendidikan baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan maupun
pelaksanaannya pendidikan. Karena kita berbicara pendidikan Islam, maka
pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan pendidikan ialah pandangan
hidup Islami atau pandangan hidup muslim yang pada hakekatnya merupakan
nilai-nilai luhur yang bersifat transenden, universal, dan eternal. Dengan
nilai-nilai itulah kedudukan pendidikan Islam baik secara normatif maupun
konsepsional berbeda dengan ilmu pendidikan lainnya.
Adapun sumber nilai dalam Islam adalah
al-Quran dan sunnah Rasul. Karena banyaknya nilai yang terdapat dalam sumber
tersebut, maka dipilih dan diangkat beberapa di antaranya yang dipandang
fundamental dan dapat merangkum berbagai nilai yang lain, yaitu tauhid,
kemanusiaan, kesatuan umat manusia, keseimbangan, rahmatan lil’alamin. Dengan
demikian, pendidikan Islam sangat ideal terutama dikarenakan memperhatikan
kebersamaan, pengembangan diri, masyarakat, menggalakkan ilmu, dilakukan secara
manusiawi, menyeluruh dan selalu berupaya meningkatkannya.
Prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam
adalah aspek-aspek fundamental yang menggambarkan dasar dan tujuan pendidikan
Islam sehingga ia membedakannya dengan pendidikan non-Islam. Prinsip¬prinsip
dasar pendidikan Islam itu meliputi:
a. Pendidikan Islam adalah bagian dari proses rububiyah
Tuhan
b. Pendidikan Islam berusaha membentuk manusia seutuhnya
c. Pendidikan Islam selalu berkaitan dengan agama
d. Pendidikan Islam merupakan pendidikan terbuka.
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam rangka yang lebih terperinci, M
Yusuf al-Qardawhi memberikan pengertian, bahwa ; “ Pendidikan Islam adalah
pendidikan manusiawi seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak
dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia hidup
dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi
masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya”.
Sementara itu, Hasan Langgulung merumuskan “pendidikan Islam sebagai suatu proses
penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan memindahkan pengetahuan dan
nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal didunia
dan memetik hasilnya diakhirat”.
Prinsip pendidikan Islam juga ditegakan
di atas dasar yang sama dan berpangkal dari pandangan Islam secara filosofis
terhadap jagad raya, manusia, masyarakat, ilmu pengetahuan dan akhlak.
Pandangan Islam terhadap masalah-masalah tersebut, melahirkan berbagai prinsip
dalam pendidikan Islam.
I. PRINSIP-PRINSIP
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pandangan Islam yang bersifat filosofi
terhadap alam jagat, manusia, masyarakat, pengetahuan, dan akhlak, secra jelas
tercermin dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam. Dalam pembelajaran, pendidik
merupakan fasilitator. Ia harus mampu memberdayagunakan beraneka ragam sumber
belajar. Dalam memimpin proses pembelajaran, pendidik perlu perlu memperhatikan
prinsip-prinsip dalam pendidikan Islam dan senantiasa mempedomaninya, bahkan
sejauh mungkin merealisasikannya bersama-sama dengan peserta didik. Adapun yang
menjadi prinsip-prinsip pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Integral dan Seimbang
a. Prinsip Integral
Pendidikan Islam tidak mengenal adanya
pemisahan antara sains dan agama. Keduanya harus terintegrasi secara harmonis.
Dalam ajaran Islam, Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah
pula yang menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikannya.
Hukum-hukum mengenai alam fisik disebut sunatullah, sedangkan pedoman hidup dan
hukum-hukum untuk kehidupan manusia telah ditentukan pula dalam ajaran agama
yang disebut dinullah yang mencakup akidah dan syariah.
Dalam ayat Al-Qur’an
yang pertama kali diturunkan, Allah memerintahkan agar mansuia untuk membaca
yaitu dalam QS Al-‘Alaq ayat-1-5. Dan ditempat lain ditemukan ayat yang
menafsirkan perintah membaca tersebut, seperti dalam Firman Allah QS
Al-Ankabut:
Bacalah apa yang
telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) (QS. Al-Ankabut : 45)
b. Prinsip Seimbang
Pendidikan Islam selalu memperhatikan
keseimbangan di antara berbagai aspek yang meliputi keseimbangan antara dunia
dan akhirat, antara ilmu dan amal, urusan hubungan dengan Allah dan sesama
manusia, hak dan kewajiban.
Keseimbangan antara
urusan dunia dan akhirat dalam ajaran Islam harus menjadi perhatian. Rasul
diutus Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar mereka dapat meraih
kebahagiaan kedua alam itu. implikasinya pendidikan harus senantiasa diarahkan
untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. hal ini senada dengan FirmanAllah
SWT:
“dan carilah pada
apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (Al-Qashas :
77)
3. Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya
Manusia yang menjadi objek pendidikan
Islam ialah manusia yang telah tergambar dan terangkum dalam Al-Qur’an dan
hadist. Potret manusia dalam pendidikan sekuler diserhakan pada orang-orang
tertentu dalam msyarakat atau pada seorang individu karena kekuasaanya, yang
berarti diserahkan kepada angan-angan seseorang atau sekelompok orang semata.
Pendidikan Islam dalam hal ini merupakan usaha untuk mengubah kesempurnaan
potensi yang dimiliki oleh peserta didik menjadi kesempurnaan aktual, melalui
setiap tahapan hidupnya. Dengan demikian fungsi pendidikan Islam adalah menjaga
keutuhan unsur-unsur individual peserta didik dan mengoptimalkan potensinya
dalam garis keridhaan Allah.
4. Prinsip Selalu Berkaitan dengan Agama
Pendidikan Islam sejak awal merupakan
salah satu usaha untuk menumbuhkan dan memantapkan kecendrungan tauhid yang
telah menjadi fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk dan penuntun ke arah itu.
Oleh karena itu, pendidikan Islam selalu menyelenggrakan pendidikan agama. Namun,
agama di sini lebih kepada fungsinya sebagai sumebr moral nilai.
Sesuai dengan ajaran
Islam pula, pendidikan Islam bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu sebagai materi,
atau keterampilan sebagai kegiatan jasmani semata, melainkan selalu mengaitkan
semuanya itu dengan kerangka praktik (‘amaliyyah) yang bermuatan nilai dan
moral. Jadi, pengajaran agama dalam Islam tidak selalu dalam pengertian (ilmu
agama) formal, tetapi dalam pengertian esensinya yang bisa saja berada dalam
ilmu-ilmu lain yang sering dikategorikan secara tidak proporsional sebagai ilmu
sekuler.
5. Prinsip Terbuka
Dalam Islam diakui adanya perbedaam
manusia. Akan tetapi, perbedaan hakiki ditentukan oleh amal perbuatan manusia
(QS, Al-Mulk : 2), atau ketakwaan (QS, Al-Hujrat : 13). oleh karena itu,
pendidikan Islam pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis, dan universal.
menurut Jalaludin yang dikutip oleh Bukhari Umar menjelaskan bahwa keterbukaan
pendidikan Islam ditandai dengan kelenturan untuk mengadopsi unsur-unsur
positif dar luar, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakatnya,
dengan tetap menjaga dasar-dasarnya yang original (shalih), yang bersumber pada
Al-Qur’an dan Hadist.
6. Menjaga Perbedaan Individual
Perbedaan individual antara seorang
manusia dengan orang lain dikemukakan oleh Al-Qur’an dan hadist. Sebagai
contoh:
“Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan
bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. (QS. Ar-Rum : 22)
Perbedaan-perbedaan
yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan tingkah laku karena setiap orang
akan berbuat sesuai dengan keadaanya masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang
dikutip oleh Prof. Dr. H. Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan Islam
sepanjangs sejarahnya telah memlihara perbedaan individual yang dimilki oleh
peserta didik.
7. Prinsip Pendidikan Islam adalah Dinamis
Pendidikan Islam menganut prinsip
dinamis yang tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya,
tetapi berupaya untuk selalu memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman. Pendidikan Islam seyogyanya mampu memberikan respon
terhadap kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat dan tuntutan perkembangan dan
perubahan social. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam yang
memotivasi untuk hidup dinamis.
J. PENGERTIAN
METODE DAN PENDIDIKAN
Pengertian Metode secara etimologi, berasal dari dua perkataan yaitumeta
dan hodos. Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”.
Menurut DR. Ahmad Husain al-liqaniy, metode adalah : “Langkah–langkah yang
diambil guru guna membantu para murid merealisaikan tujuan tertentu”. Dalam
bahasa arab dikenal dengan istilah Thariqoh yang berarti langkah – langkah
strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila
dihubungkan dengan Pendidikan maka langkah tersebut harus diwujudkan dalam
proses pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa metode merupakan cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Metode pendidikan islam adalah prosedur umum dalam
penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi
tertentu tentang hakikat islam sebagai suprasistem.
K. DASAR
METODE PENDIDIKAN ISLAM
Dalam penerapannya, metode pendidikan Islam menyangkut permasalahan
individual atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri. Untuk itu dalam
menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode
pendidikan Islam. Sebab metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju
tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik
haruslah mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Dasar metode
pendidikan Islam itu diantaranya adalah dasar agamis, biologis, psikologis, dan
sosiologis.
1. Dasar
Agamis
Maksudnya bahwa metode yang digunakan dalam pendidikan Islam haruslah
berdasarkan pada Agama. Sementara Agama Islam merujuk pada Al Qur’an dan
Hadits. Untuk itu, dalam pelaksanannya berbagai metode yang digunakan oleh
pendidik hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan yang muncul secara efektif dan
efesien yang dilandasi nilai-nilai Al Qur’an dan Hadits.
2. Dasar
Biologis
Perkembangan biologis manusia mempunyai pengaruh dalam perkembangan
intelektualnya. Semakin dinamis perkembangan biologis seseorang, maka dengan
sendirinya makin meningkat pula daya intelektualnya. Untuk itu dalam
menggunakan metode pendidikan Islam seorang guru harus memperhatikan
perkembangan biologis peserta didik.
3. Dasar
Psikologis
Perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik akan memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap penerimaan nilai pendidikan dan pengetahuan
yang dilaksanakan, dalam kondisi yang labil pemberian ilmu pengetahuan dan
internalisasi nilai akan berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh
Karenanya Metode pendidikan Islam baru dapat diterapkan secara efektif bila
didasarkan pada perkembangan dan kondisi psikologis peserta didiknya. Untuk itu
seorang pendidik dituntut untuk mengembangkan potensi psikologis yang tumbuh
pada peserta didik. Sebab dalam konsep Islam akal termasuk dalam tataran
rohani.
4. Dasar
sosiologis
Saat pembelanjaran berlangsung ada interaksi antara pesrta didik dengan
peserta didik dan ada interaksi antara pendidik dengan peserta didik, atas
dasar hal ini maka pengguna metode dalam pendidikan Islam harus memperhatikan
landasan atau dasar ini. Jangan sampai terjadi ada metode yang digunakan tapi
tidak sesuai dengan kondisi sosiologis peserta didik, jika hal ini terjadi
bukan mustahil tujuan pendidikan akan sulit untuk dicapai.
Keempat dasar di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus diperhatikan oleh para pengguna metode pendidikan Islam agar dalam mencapai tujuan tidak mengunakan metode yang tidak tepat dan tidak cocok kondisi agamis, kondisi biologis, kondisi psikologis, dan kondisi sosiologis peserta didik.
Keempat dasar di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus diperhatikan oleh para pengguna metode pendidikan Islam agar dalam mencapai tujuan tidak mengunakan metode yang tidak tepat dan tidak cocok kondisi agamis, kondisi biologis, kondisi psikologis, dan kondisi sosiologis peserta didik.
L. PRINSIP-PRINSIP
METODE PENDIDIKAN ISLAM
Metode pendidikan Islam harus diguankan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip yang mampu memberikan pengarahan dan petunjuk tentang
pelaksanaan metode penddikan tersebut sebab dengan prinsip-prinsip ini
diharapkan metode pendidikan Islam dapat berfungsi lebih efektif dan efisien
dan tidak menyimpang dari tujuan semula dari pendidikan Islam. oleh karena itu,
seorang pendidik perlumemperhatikan prinsip-prinsip metode pendidikan, sehingga
para pendidik mampu menerapkan metode yang tepat dan cocok sesuai dengan
kebutuhannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Mempermudah
Metode pendidikan yang digunakan oleh pendidik pada dasarnya adalah
menggunakan suatu cara yang memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk
menghayati dan mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sekaligus
mengidentifikasi dirinya dengan nilai-nilai yang terdapat dalm ilmu pengetahuan
dan ketreampilan tersebut sehingga metode yang digunakan haruslah mampu membuat
peserta didik untuk merasa mudah menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan
itu. Inilah barangkali yang perlu dipahami oleh seorang pendidik. Pendidik
tidak harus menggunakan metode yang muluk-muluk sementara materi yang
disampaikan tidak mampu diserap oleh peserta didik. Bagaimana peserta didik
akan mengaktualisasikan nilai-nilai materi tersebut, sementara materinya itu
sendiri belum dapat dipahami dan dikuasai oleh peserta didik.
2. Berkesinambungan
Berkesinambungan dijadikan sebagai prinsip metode pendidikan Islam,
karena dengan asumsi bahwa pendidikan Islam adalah sebuah proses yang akan
berlangsung terus menerus, sehingga dalam menggunakan metode pendidikan seorang
pendidik perlu memperhatikan kesinambungan pelaksanaan pemberikan materi.
Jangan hanya karena mengejar target kurikulum seorang pendidik menggunakan
metode yang efektif yang pada gilirannya akan memberikan pengaruh yang negatif
pada peserta didik karena peserta didik merasa dibohongi oleh pedidik.
3. Fleksibel dan Dinamis
Metode pendidikan Islam harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan
dinamis, sebab dengan kelenturan dan kedinamisan metode tersebut, pemakaian
metode tidak hanya monoton dan zaklik dengan satu macam metode saja. Seorang
pendidik mampu memilih salah satu dari berbagai alternatif yang ditawarkan oleh
para pakar yang dianggapnya cocok dan prasarana, situasi dan kondisi
lingkungan, serta suasana pada waktu itu. Dan prinsip kedinamisan ini berkaitan
erat dengan prinsip berkesinambungan, karena dalam kesinambungan tersebut
metode pendidikan Islam akan selalu dinamis bila disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang ada.
M. MACAM-MACAM
METODE PENDIDIKAN ISLAM
Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai dalam dunia
pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai
dalam dunia pendidikan, yaitu membentuk anak didik menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Dan berikut ini akan beberapa metode pendidikan yang dikemukakan
oleh para ahli, yaitu:
1. Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah
Abdurrahman mengemukakan beberapa metode
pendidikan, yaitu:
a. Metode
ceramah
yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara penyampaian
pengertian-pengertian bahan pembelajaran kepada pelajar dengan jalan penerangan
atau penuturan secara lisan. Tujuan yang hendak dicapai dari metode ini adalah
untuk memberikan dorongan psikologis kepada peserta didik.
b. Metode
Diskusi
yaitu suatu sistem pembelajaran yang dilakukan dengan cara berdiskusi.
Dalam metode ini pertanyaan yang diajukan mengandung suatu masalah dan tidak
bisa diselesaikan hanya dengan satu jawaban saja. Jawaban yang terdiri dari
berbagai kemungkinan, memerlukan pemikiran yang saling menunjang dari peserta
diskusi, untuk sampai pada jawaban akhir yang disetujui sebagai jawaban yang
paling benar atau terbaik.
c. tanya
jawab dan dialog
yaitu penyampaian pembelajaran dengan guru mengajukan pertanyaan dan
pelajar atau siswa menjawabnya atau berdialog dengan cara saling bertukar
fikiran. Metode ini secara murni tidak diawali dengan ceramah, tetapi murid
sebelumnya sudah diberi tugas, membaca materi pelajaran tertentu dari sebuah
buku. Teknik ini akan membawa kepada penarikan deduksi. Dalam pendidikan,
deduksi merupakan suatu metode pemikiran logis yang sangat bermanfaat.
Formulasi dari suatu metode umum diluar fakta ternyata lebih berguna sebab
peserta didik akan dapat membandingkan dan menyusun konsep-konsep.
d. Metode
perumpamaan atau Metafor
Penjelasan konsep-konsep abstrak dengan makna-makna kongkrit memberi
gambaran yang jelas bagi peserta didik. Perumpamaan disini adalah perumpamaan
yang terdapat dalam al-Qur’an. Seperti yang terdapat dalam Surat Ankabut ayat
41, yang artinya: perumpamaan-perumpamaan orang-orang yang mengambil
pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah,
padahal sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka
mengetahuit (Ankabut 41)
e. Metode
hukuman
yaitu metode yang dilakukan dengan memberikan hukuman kepada peserta
didik. Hukuman merupakan metode paling buruk dari metode yang lainnya, tetapi
dalam kondisi tertentu harus digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
metode ini adalah: hukuman adalah metode kuratif artinya tujuan hukuman untuk
memperbaiki peserta didik dan bukan untuk balas dendam, hukuman baru digunakan
apabila metode yang lainnya tidak berhasil, sebelum dijatuhi hukuman peserta
didik hendaknya diberi kesempatan untuk memperbaiki dirinya, hukuman yang
dijatuhkan kepada peserta didik, hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik,
sehingga ia sadar akan kesalahannya.
2. Menurut Abd al-Rahman al-Nahlawi
Al-Nahwali mengemukakan metode pendidikan yang berdasarkan Metode Qur’an
dan Hadits yang dapat menyentuh perasaan yaitu:
a. Metode
Hiwar (percakapan) Qur’ani dan Nabawi
adalah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih mengenai
suatu topik, dan sengaja diarahkan kepada suatu tujuan yang dikehendaki oleh
pendidik. Jenis-jenis hiwar ini ada 5 macam, yaitu:
(1) Hiwar Khitabi, merupakan dialog yang
diambil dari dialog antara Tuhan dengan hamba-Nya.
(2) Hiwar Washfi,yaitu dialog antara Tuhan
dengan malaikat atau dengan makhluk gaib lainnya. Seperti dalam surat
Ash-Shaffat ayat 27-28 Allah SWT berdialog dengan malaikat tentang orang-orang
zalim.
(3) Hiwar Qishashi terdapat dalam al-Qur’an,
yang baik bentuk maupun rangkaian ceritanya sangat jelas, merupakan bagian dari
Uslub kisah dalam Al-Qur’an. Seperti Syuaib dan kaumnya yang terdapat dalam
Surat Hud ayat 84-85.
(4) Hiwar Jadali adalah hiwar yang bertujuan
untuk memantapkan hujjah atau alasan baik dalam rangka menegakkan kebenaran
maupun menolak kebatilan. Contohnya dalam al-Qur’an terdapat dalam Surat
An-Najm ayat 1-5.
(5) Hiwar Nabawi adalah hiwar yang digunakan
oleh Nabi dalam mendidik sahabat-sahabatnya.
b. Metode
Amtsal (perumpamaan) Qur’an
adalah penyajian bahan pembelajaran dengan mengangkat perumpamaan yang
ada dalam al-Qur’an. Metode ini mempermudah peserta didik dalam memahami konsep
yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda konkrit
seperti kelemahan Tuhan orang kafir yang diumpamakan dengan sarang laba-laba, dimana
sarang laba-laba itu memang lemah sekali disentuh dengan lidipun dapat rusak.
Metode ini sama seperti yang disampaikan oleh Abdurrahman Saleh Abdullah.
c. Metode
Kisah Qur’ani dan Nabawi
adalah penyajian bahan pembelajaran yang menampilkan cerita-cerita yang
terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Kisah Qur’ani bukan semata-mata
karya seni yang indah, tetapi juga suatu cara mendidik umat agar beriman
kepada-Nya, dan dalam pendidikan Islam, Kisah sebagai metode pendidikan yang
sangat penting, karena dapat menyentuh hati manusia.
d. Metode
keteladanan
adalah memberikan teladan atau contoh yang baik kepada peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini merupakan pedoman untuk bertindak dalam
merealisasikan tujuan pendidik. Pelajar cenderung meneladani pendidiknya, ini
dilakukan oleh semua ahli pendidikan, baik di barat maupun di timur. Dasarnya
karena secara psikologis pelajar memang senang meniru, tidak saja yang baik, tetapi
yang tidak baik juga ditiru.
e. Metode
Ibrah dan Mau’izah
Metode Ibrah adalah penyajian bahan pembelajaran yang bertujuan melatih
daya nalar pembelajar dalam menangkap makna terselubung dari suatu pernyataan
atau suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu
yang disaksikan, yang dihadapi dengan menggunakan nalar. Sedangkan metode
Mau’izah adalah pemberian motivasi dengan menggunakan keuntungan dan kerugian
dalam melakukan perbuatan
f. Metode
Targhib dan Tarhib
Metode Targhib adalah penyajian pembelajaran dalam konteks kebahagian
hidup akhirat. Targhib berarti janji Allah terhadap kesenangan, kenikmatan
akhirat yang disertai bujukan. Tarhib adalah penyajian bahan pembelajaran dalam
konteks hukuman akibat perbuatan dosa yang dilakukan. Atau ancaman Allah karena
dosa yang dilakukan.
g. Metode
Pembiasaan
adalah membiasakan seorang peserta didik untuk melakukan sesuatu sejak
dia lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah pengulangan, jadi sesuatu yang
dilakukan peserta didik hari ini akan diulang keesokan harinya dan begitu
seterusnya.
G. MODEL
PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
1. Pengertian
Pendekatan merupakan terjemahan bahasa Inggris dari
kata approach, yang diartikan dengan come near (menghampiri),
dan go to (jalan ke), dari pengertian ini dapat disimpulkan
bahwa pendekatan adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu. HM. Chabib
Thaha sebagaimana dikutip oleh Ramayulis, mendefinisikan pendekatan adalah cara
pemprosesan subjek atas objek untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga bisa
berarti cara pandang terhadap sebuah objek persoalan, di mana cara pandang itu
adalah cara pandang dalam konteks yang lebih luas.
Pendekatan juga bisa dipahami sebagai segala cara atau
strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang keefektifan dan
keefisienan dalam proses pembelajaran suatu materi. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pendekatan memerlukan pandangan falsafi terhadap subjek matter
yang harus diajarkan, yang selanjutnya melahirkan metode mengajar, dan dalam pelaksanaannya
dijabarkan dalam bentuk teknik penyajian pembelajaran.
2. Pendekatan
dalam Pendidikan Islam
Ada
beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pendidikan islam, di antaranya:
a. Pendekatan
Pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu dengan cara memberikan
pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai
keagamaan baik secara individual ataupun kelompok.
Syaiful Bahri Djamrah sebagaimana dikutip oleh
Ramayulis, mengatakan bahwa pengalaman yang dilalui oleh seseorang merupakan
guru yang terbaik. Pengalaman merupakan guru tanpa jiwa, namun selalu dicari
oleh siapapun juga, belajar dari pengalaman jauh lebih baik dari sekedar bicara
tanpa pernah berbuat sama sekali.
Walaupun begitu pentingnya sebuah pengalaman, namun
tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik, karena ada juga suatu
pengalaman yang tidak bersifat mendidik. Suatu pengalaman bisa disebut mendidik
jika pendidik mampu mengarahkan peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang
diharapkan. Sebaliknya, pengalaman dikatakan tidak mendidik jika pendidik
justru membawa peserta didik ke arah yang menyeleweng dari tujuan pendidikan,
misalnya mengajar anak menjadi seorang pencuri. Ini disebut tidak mendidik
karena tujuan pendidikan tidak mengarahkan peserta didik ke arah yang negatif,
melainkan ke arah yang positif.
Maka dari itu, pengalaman yang mendidik berpusat pada
tujuan positif bagi anak, kontinyu dengan kehidupan anak, interaktif dengan
lingkungan dan sesama manusia. Pepatah Arab mengatakan: العلم بلا عمل كشجر بلا ثمر,
yang artinya “Ilmu tanpa diiringi dengan amal (pengalaman) itu laksana pohon
tanpa buah”. Betapa pentingnya arti sebuah pengalaman sehingga pengalaman
dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan Islam.
b. Pendekatan
Pembiasaan
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang
sifatnya otomatis tanpa perencanaan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja
tanpa perlu dipikirkan lagi.[29] Pendekatan pembiasaan mengajarkan
peserta didik agar terbiasa mengamalkan ajaran agamanya, secara personal maupun
kelompok. Untuk dapat memulai kebiasaan yang baik tidaklah mudah, membutuhkan
waktu yang lama, tetapi bila kebiasaan itu sudah melekat dalam diri, sulit pula
untuk mengubahnya.
Menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik kepada anak sejak
dini sangatlah baik, misalnya membiasakan shalat lima waktu, puasa, dan
menolong orang lain. Islam mengajarkan penganutnya untuk dapat membiasakan
kebiasaan yang baik, dan dengan kebiasaan tersebut diharapkan peserta didik
dapat mengamalkan agamanya secara berkelanjutan.
c. Pendekatan
Emosional
Pendekatan emosional adalah pendekatan pendidikan yang
lebih menekankan perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam
serta dapat meresapi dan merasakan mana yang baik dan buruk.
Emosi merupakan gejala kejiwaan yang ada dalam diri
seseorang yang berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang berperasaan
pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniyah maupun rohaniyah. Di
dalam alam emosional terdapat perasaan intelektual, estetis, etis, sosial dan
harga diri.
Pada dasarnya, emosional seseorang dapat menyesuaikan
dengan keadaan sekitarnya, misalnya setelah menyaksikan tragedi penganiayaan, pembunuhan,
atau pembantaian di televisi, timbullah rasa iba, sedih, simpati, dan empati
dalam diri seseorang. Emosi memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian
seseorang. Metode yang dapat dipakai dalam pendekatan ini misalnya ceramah,
sosiodrama, dan bercerita.
d. Pendekatan
Rasional
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan yang
menekankan peran rasio (akal) dalam memahami, menerima dan menghayati
ajaran-ajaran Islam. Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dengan
sempurna dan berbeda dengan makhluk yang lain. Yang membedakan antara manusia
dan makhluk lain terletak pada akal, karena hanya manusialah yang diberi akal
untuk dapat berpikir.
Dengan menggunakan akalnya, manusia dapat membedakan
baik dan buruk serta dapat menghayati dan membenarkan ajaran-ajaran Islam.
Meskipun di sisi lain kemampuan akal yang dimiliki manusia itu terbatas, tetapi
terbukti dengan akalnya manusia dapat mencapai ketinggian ilmu pengetahuan.
Itulah yang menyebabkan manusia dikatakan sebagaiالإنسان
حيوان الناطيق (manusia
adalah makhluk yang mempunyai potensi berpikir), oleh karena itu sudah
semestinya akal dijadikan sebagai alat untuk merenungi kebesaran Allah dan
membuktikan kebenaran ajaran agama Islam.
Dengan menggunakan akal untuk memahami ayat-ayat
Allah, maka keyakinan dalam beragama akan semakin kokoh. Metode yang sesuai
dengan pendekatan ini misalnya metode tanya-jawab, kerja kelompok, diskusi, dan
pemberian tugas.
e. Pendekatan
Fungsional
Pendekatan fungsional adalah usaha memberikan materi
pengajaran agama yang menekankan pada aspek kegunaan atau fungsi bagi peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ilmu pengetahuan yang dipelajari dan diterima oleh
peserta didik bukanlah hanya sekedar melatih otak, tetapi diharapkan berguna
bagi kehidupan anak saat ini dan kehidupan mendatang ketika sudah terjun dalam
dunia kemasyarakatan
Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah dapat
menjadikan agama lebih hidup dan dinamis. Untuk itulah diperlukan metode yang
sesuai dalam pendekatan ini, misalnya metode latihan, demonstrasi, tanya-jawab,
dan ceramah.
f. Pendekatan
Keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah memberikan dan
memperlihatkan suatu contoh yang baik, hal ini dapat diperlihatkan secara
langsung dalam situasi interaksi yang akrab antara personal sekolah, perilaku
pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun
secara tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan.
Suri tauladan yang baik dari seorang pendidik kepada
peserta didik adalah kunci kesuksesan dalam mengarahkan dan membentuk moral
spiritual dan sosial anak. Ini dikarenakan kecenderungan anak menganggap bahwa
guru merupakan seorang figur yang bisa dijadikan teladan yang baik dalam
kehidupannya. Kecenderungan manusia untuk belajar dengan meniru perilaku orang
lain, menyebabkan suatu keteladanan menjadi sangat penting dalam proses
pendidikan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pendidikan islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi
untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang
hakikat islam sebagai suprasistem. Metode pendidikan merupakan sarana atau
jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh
seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan tersebut.
Dasar metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah dasar agamis, biologis,
psikologis, dan sosiologis. Metode pendidikan Islam harus diguankan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip yang mampu memberikan pengarahan dan petunjuk
tentang pelaksanaan metode penddikan tersebut Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut : Prinsip mempermudah, Berkesinambungan, Fleksibel dan dinamis.
Menurut para ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai dalam dunia
pendidikan sangat banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai
dalam dunia pendidikan, yaitu membentuk anak didik menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
B. Saran
Merupakan salah satu keharusan bagi
seorang pendidikan yaitu memiliki metode di dalam mengajarkan ilmunya terutama
di dalam pendidikan islam hal ini di karenakan metode merupakan salah
satu hal yang sangat memiliki peran penting dalam rangka mensukseskan proses
belajar mengajar dalam pendidikan islam. Oleh karena itu Melalui risalah yang
sederhana ini, penulis merasa perlu memberikan saran-saran walaupun sedikit,
tetapi semoga bermanfaat bagi diri penulis pada khususnya maupun bagi orang
lain.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Hadi Sutrisno, Metodologi
Research, ( Yogyakarta : PT. Andi Ofset, 2000 ), jilid 1 dan 2,
·
Nata
Abudin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama,
2005), Edisi Baru,
·
Prof. Dr.H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan
Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya
Agung, 92)
·
http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=digilib-uinsuka--cahyatrihe
·
http://jailani-putra.blogspot.co.id/p/metode-metode-pendidiken-islam-dalam-al.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar