Makalah
kelompok 1
“PENGERTIAN AKHLAK,ETIKA DAN MORAL”
Dibuat
untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah “Akhlak tasawuf” yang dibimbing oleh
ibunda: Purwati, S.Ag.,M.M.
Disusun oleh:
Mudirul Achmad
Ponja(1511080089)
Nanik Nur
lailiyah (1511080098)
Widitya
rahmawati (1511080165)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN RADENINTAN LAMPUNG
1437 H/2016 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,kami panjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Berkat rahmatnya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan tema “Etika, Moral dan Akhlak”.
Makalah ini berisi tentang tata cara
penerapan etika dan moral pada umumnya dan akhlak pada khususnya.Dengan
bahasa yang singkat,padat,&mudah dimengerti didasarkan pada dalil-dalil
yang relevan.Makalah ini kami lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang
menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah.Pembahasan yang
menjelaskan pengertian dan penerapan etika, moral dan akhlak dalam kehidupan
sehari-hari.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL...............................................................................................i
KATA
PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika............................................................................................................
B. Pengertian
Moral...........................................................................................................
C. Pengertian
Akhlak.........................................................................................................
D. Perbedaan
Etika,Moral Dan Akhlak.............................................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ..................................................................................................................
B.
Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin
dicapai dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan
adanya akhlak yang baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang
keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah
yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu
bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia
terhadap-Nya adalah pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau
moral, atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak
kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat
terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap
pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang
dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai
berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan
bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan. Itulah
hal yang khusus manusiawi. Dalam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk
atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri,
hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada
perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan. Sehingga
sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban
atas perbuatannya itu.
B.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengertian, pembagian dan peranan dari Etika ?
2. Pengertian dari Moral ?
3. Pengertian dan macam-macam dari Akhlak ?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian, pembagian dan
peranan dari Etika
2. Untuk mengetahui pengertian dari Moral
3. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam dari
Akhlak
BAB II
PEMBAHASAN
1. ETIKA
A. Pengertian
Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik
dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran
tenatang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa
Yunani,ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan
ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku
manusia.
Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan
para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya.
Menurut para ulama’ etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang
harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa
dibedakan manjadi dua: obyektivisme dan subyektivisme.
1. Obyektivisme
Berpandangan bahwa nilai kebaikan suatu tindakan
bersifat obyektif, terletak pada substansi tindakan itu sendiri. Faham ini
melahirkan apa yang disebut faham rasionalisme dalam etika. Suatu tindakan
disebut baik, kata faham ini, bukan karena kita senang melakukannya, atau
karena sejalan dengan kehendak masyarakat, melainkan semata keputusan
rasionalisme universal yang mendesak kita untuk berbuat begitu.
2. Subyektivisme
Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala sejalan dengan kehendak
atau pertimbangan subyek tertentu. Subyek disini bisa saja berupa subyektifisme
kolektif, yaitu masyarakat, atau bisa saja subyek Tuhan.
B. Etika Dibagi Atas Dua Macam
1. Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola perilaku
manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan
masyarakat.
2. Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana
harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma norma yang menuntun
tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari.
Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket, padahal sebenarnya
etika dan etiket merupakan dua hal yang berbeda. Dimana etiket adalah suatu
perbuatan yang harus dilakukan. Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu
perbuatan boleh atau tidak. Etiket juga terbatas pada pergaulan. Di sisi yang
lain etika tidak bergantung pada hadir tidaknya orang lain. Etiket itu sendiri
bernilairelative atau tidak sama antara satu orang dengan orang lain. Sementa
itu etika bernilaiabsolute atau tidak tergantung dengan apapun. Etiket
memandang manusia dipandang dari segi lahiriah. Sementara itu etika manusia
secara utuh.
Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk
dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola
tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.
C. Etika Memiliki Peranan Atau Fungsi Diantaranya
Yaitu:
1.
Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang
perilaku manusia
2.
Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok
dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa
3.
Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi
sekarang.
4.
Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan
aktivitas kemahasiswaanya.
5.
Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita
bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.
D. Etika Dalam Penerapan Kehidupan Sehari-hari
1. Etika bergaul dengan orang lain
a)
Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai mereka cacat.
b)
Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka,
lalu pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang sepantasnya.
c)
Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain. Berbicaralah kepada
mereka sesuai dengan kemampuan akal mereka.
d)
Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai mereka.
e)
Mema`afkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari kesalahankesalahannya, dan
tahanlah rasa benci terhadap mereka.
2. Etika bertamu
a) Untuk orang yang mengundang:
- Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk
jamuan dengan mengabaikan orang-orang fakir.
- Jangan anda membebani tamu untuk membantumu,
karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan.
- Jangan kamu menampakkan kejemuan terhadap tamumu,
tetapi tampakkanlah kegembiraan dengan kahadirannya, bermuka manis dan
berbicara ramah.
- Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk
tamu, karena yang demikian itu berarti menghormatinya.
- Disunnatkan mengantar tamu hingga di luar pintu
rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan penuh perhatian.
b) Bagi tamu:
- Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang
fakir dengan undangan orang yang kaya, karena tidak memenuhi undangan orang
faqir itu merupakan pukulan (cambuk) terhadap perasaannya.
- Jangan tidak hadir sekalipun karena sedang
berpuasa, tetapi hadirlah pada waktunya.
- Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali
kalau tuan rumah memaksa untuk tinggal lebih dari itu.
- Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan
kekurang apa saja yang terjadi pada tuan rumah.
3. Etika di jalan
a)
Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat
berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah dari
orang lain karena takabbur.
b)
Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
c)
Menyingkirkan gangguan dari jalan. Ini merupakan sedekah yang karenanya
seseorang bisa masuk surga.
d)
Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
4. Etika makan dan minum
a)
Berupaya untuk mencari makanan yang halal.
b)
Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu juga
setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.
c)
Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan
sekali-kali mencelanya.
d)
Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur.
e)
Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri
dengan Alhamdulillah.
f)
Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.
5. Etika berbicara
a)
Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan..
b)
Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada di fihak
yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.
c)
Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
d)
Menghindari perkataan jorok (keji).
6. Etika bertetangga
a)
Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka.
b)
Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga kita, tidak membuat mereka
tertutup dari sinar mata hari atau udara, dan kita tidak boleh melampaui
batasnya, apakah merusak atau mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti
perasaannya.
c)
Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada mereka, dan seharusnya
kita ajak mereka berbuat yang ma`ruf dan mencegah yang munkar dengan
bijaksana (hikmah) dan
nasihat baik tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.
d)
Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita.
7. Etika pergaulan suami istri
a)
Merayu istri dan bercanda dengannya di saat santai berduaan.
b)
Meletakkan tangan di kepala istri dan mendo`akannya.
c)
Disunnahkan bagi kedua mempelai melakukan shalat dua raka`at bersama, karena
hal tersebut dinukil dari kaum salaf.
d)
Haram bagi suami-istri menyebarkan tentang rahasia hubungan keduanya.
e)
Hendaknya masing-masing saling bergaul dengan baik, dan melaksanakan kewajiban
masing-masing terhadap yang lain.
8. Etika menjenguk orang sakit
a) Untuk orang yang berkunjung (menjenguk):
- Hendaknya tidak lama di dalam berkunjung, dan
mencari waktu yang tepat untuk berkunjung, dan hendaknya tidak menyusahkan si
sakit, bahkan berupaya untuk menghibur dan membahagiakannya.
- Mendo`akan semoga cepat sembuh, dibelaskasihi
Allah, selamat dan disehatkan.
- Mengingatkan si sakit untuk bersabar atas taqdir
Allah SWT.
b) Untuk orang yang sakit:
- Hendaknya segera bertobat dan bersungguh-sungguh
beramal shalih.
- Berbaik sangka kepada Allah, dan selalu mengingat
bahwa ia sesungguhnya adalah makhluk yang lemah di antara makhluk Allah
lainnya, dan bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak membutuhkan
untuk menyiksanya dan tidak mem-butuhkan ketaatannya.
- Hendaknya cepat meminta kehalalan atas
kezhaliman-kezhaliman yang dilakukan olehnya, dan segera mem-bayar/menunaikan
hak-hak dan kewajiban kepada pemi-liknya, dan menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya.
2.
MORAL
A. Pengertian
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak
dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia
dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan
kelakuan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan
yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah
yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai
(ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita
dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu
sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya
apakah baik atau buruk.
Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan.
Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan
manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio,
sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan
berkembang dan berlangsung di masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat
pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada
dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di
masyarakat.
Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur tingkah
laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di
masyarakat.
B. Perbedaan Antara Etika dan Moral
Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit
perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai,
sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
Kesadaran moral serta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa
asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab
disebut dengan qalb, fu'a d. Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu:
1. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan
tindakan yang bermoral.
2. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan
objektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh
masyarakat, sebagai hal yang objektif dan dapat diberlakukan secara universal,
artinya dapat disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang
yang berada dalam situasi yang sejenis.
3. Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk
kebebasan.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral
lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau
diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh
masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan
ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan perasaan wajib,
rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah
daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri.
Orang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa
harus ada dorongan atau paksaan dari luar.
3. AKHLAK
A. Pengertian
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk
mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik(peristilahan).
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa
arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai
timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah(perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar),
al-adat (kebiasaan, kelaziman),
al-maru'ah (peradaban yang baik) dan
al-din (agama).
Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana
tersebut diatas tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan
akhlak, tetapi ikhlak. Berkenaan dengan ini, maka timbul pendapat yang
mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair
mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut
memang sudah demikian adanya.
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah,
kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Ibnu
Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang
selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu
misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya
dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela
Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham
yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih,
mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:
1) Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga
telah menjadi kepribadiannya.
2) Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3) Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya
tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4) Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5) Dilakukan dengan ikhlas.
B. Macam-Macam Akhlak
1. Akhlak kepada Allah
a)
Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahNya
sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikanketundukkan
terhadap perintah Allah.
b)
Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan
kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah
melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
c)
Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan
inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan
manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu
d)
Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu
hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e)
Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa
dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak
layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain,
dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
2. Akhlak kepada diri sendiri
a)
Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil
daripengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar
diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa
musibah.
b)
Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa
terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan.
Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan
syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat
Allah sesuai dengan aturan-Nya.
c)
Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya,
orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa,
menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak
menyenangkan orang lain.
3. Akhlak kepada keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih
sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi.
Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan
perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk
perbuatan antara lain :
a) Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai
bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut
b) Mentaati perintah
c) Meringankan beban, serta
d) Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu
lagi berusaha.
4. Akhlak kepada sesama manusia
a) Akhlak terpuji (Mahmudah)
1) Husnuzan
Berasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik.
Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang .
Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan
Rasul-Nya antara lain:
- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah
Allah dan Rasul Nya Adalah untuk kebaikan manusia.
- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan
agama pasti berakibat buruk.
Hukum husnuzan kepada
manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia
berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan
berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang
lain.
2) Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk
berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah
takabur.
3) Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan
saling menghargai sesama manusia.
4) Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu
membantu dengan sesama manusia.
b) Akhlak tercela (Mazmumah)
1) Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang
senang atau cemburu melihat orang lain beruntung..
2) Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam
hati untuk membalas kejahatan.
3) Gibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk
menjatuhkan
nama
baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang
dilakukan
orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang
dibicarakan
itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah.
4) Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau
perbuatanseseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud
terjadi
perselisihan antara keduanya.
4. PERBEDAAN ETIKA,MORAL DAN AKHLAK
Perbedaan antara akhlak dengan moral dan etika
dapat dilihat dari dasar penentuan atau standar ukuran baik dan buruk yang
digunakannya. Standar baik dan buruk akhlak berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah
Rasul, sedangkan moral dan etika berdasarkan adat istiadat atau kesepakatan
yang dibuat oleh suatu masyarakat jika masyarakat menganggap suatu perbuatan
itu baik maka baik pulalah nilai perbuatan itu. Dengan demikian standar nilai
moral dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan standar akhlak bersifat
universal dan abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa
yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan
dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam prilaku nyata
sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya
: “ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.”(Hadits riwayat
Ahmad).
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak
yang baik pada dasarnya adalah
akumulasi dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri
seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir
akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak
apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu
yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. moral adalah
penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya
dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan
perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut
maupun tidak patut.
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia
karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai,
karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq
atau dengan sesama makhluk.
Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupakan hal yang paling penting
dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling
baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu
seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling
baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).
B.
Saran
Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini,
baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan etika, moral dan akhlak yang baik
dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak
sesempurna Nabi Muhammad S.A.W, setidaknya kita termasuk kedalam golongan
kaumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fakhry, Majid, Etika Dalam Islam. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 1996
Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin, Pengatar Studi
Akhlak, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, 2004
Yaqub, Hamzah. Etika Islam. Bandung : CV
Diponegoro, 1988 (artikel ini disadur dari persentasi pada mata kuliah akhlak
tasawuf)
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika
dan Akhlak Islam. Lentera: Jakarta.
Bakry, Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa:
Bandung
Achmad, Mudlor. Tt. Etika dalam Islam. Al-Ikhlas.
Surabaya.
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika
dan Akhlak Islam. Lentera. Jakarta.
Masyhur, Kahar. 1986. Meninjau berbagai Ajaran;
Budipekerti/Etika dengan Ajaran Islam. Kalam Mulia. Jakarta.
Mustofa, Ahmad. 1999. Ilmu Budaya Dasar. CV Pustaka
Setia. Bandung.
Nata, Abuddin. 2003. Akhlak Tasawuf. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta
dikutip tanggal 11maret 2016
pukul 18.37
http://nurdinfivers1.blogspot.co.id/2014/02/makalah-agama-tentang-etika-moral-dan.html dikutip tanggal 11maret 2016 pukul 18.37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar