TUGAS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
“POLA
PERILAKU (pengertian,macam-macam,dan pendekatan teori )”
Disusun
untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Psikologi
Kepribadian
Dosen
Pengampu : Dra.Laila Maharani, M.Pd.
Oleh Kelompok IV
Mudirul
Achmad Ponja (1511080089)
Reni
Anggreini (1511080121)
Reni
Nurbaiti (1511080122)
KELAS/SEMESTER: B/II (DUA)
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan
kepada Allah Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik. Yang
berjudul ”POLA PERILAKU”
Meskipun banyak
hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman – teman yang sudah
memberi kontribusi dan partisipasinya baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah
ini. kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Bandar Lampung,11 April 2016
Kelompok
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
Latar
belakang................................................................................................................ 1
Rumusan
masalah........................................................................................................... 1
Tujuan............................................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
Pengertan
pola perilaku................................................................................................... 2
Macam-macam
pola perilaku.......................................................................................... 4
Pendekatan
teori perilaku............................................................................................... 7
BAB III
ANALISIS................................................................................................................... 10
Analisis......................................................................................................................... 10
BAB IV
PENUTUP.................................................................................................................. 12
Kesimpulan................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan.
Perilaku dikatakan wajar apabilam ada penyesuaian diri yang harus diselaraskan
dengan peran manusia sebagai individu, social, dan berketuhanan. Perilaku
adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan,
naik sepeda, dll. Untuk aktivitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misal :
kaki yang satu diletakkan pada kaki yang lain.
Perilaku atau aktivitas manusia merupakan
manifestasi kehidupan psikisnya. Perilaku pada manusia itu tidak timbul dengan
sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsang yang
mengenai individu. Perilaku atau aktivitas itu merupakan jawaban terhadap
stimulus yang mengenainya. Perilaku manusia tidak dapat lepas dari
keadaan individu itu sendiri dan lingkungannya. Perilaku itu didorong oleh
motif tertentu sehingga manusia itu bertingkahlaku.
Jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku
ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku ia sedang membaca, sekalipun
pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh,
didalam tubuh manusia itu sendiri. Perilaku terdiri dari aktivitas- aktivitas
yang berlangsung, baik didalam maupun diluar. Dengan membaca latar belakang
diatas maka makalah ini sangat menarik sebab membahas sesuatu sikap yang unik
yaitu pola perilaku sosial yang ada pada diri kita masing masing.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang
dimaksud perilaku manusia?
2. Sebutkan
macam-macam perilaku manusia!
3.
Bagaimana pendekatan teori perilaku?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian perilaku
2. Mengetahui
macam-macam pola perilaku
3.
Mengetahui pendekatan teori perilaku
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pola Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau
aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,
2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip
oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini
terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau
Stimulus – Organisme – Respon.
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak
luar (Notoatmojo, 2005).
Psikologi memandang perilaku manusia (Human
Behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat
kompleks. Berbicara tentang perilaku, manusia itu unik /khusus. Artinya tidak
sama antar dan inter manusianya. Baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap,
minat, maupun kepribadian. Manusia berperilaku atau beraktivitas karena adanya
tujuan tertentu. Dengan adanya need atau kebutuhan diri seseorang maka akan
muncul motivasi/penggerak , sehingga manusia itu berperilaku , baru tujuan
tercapai dan individu mengalami kepuasan. Siklus melingkar kembali memenuhi
kebutuhan berikutnya atau kebutuhan lain dan seterusnya dalam suatu proses
terjadinya perilaku manusia (Widyatun, 1999).
Sedangkan menurut Bandura, suatu formulasi mengenai
perilaku dan sekaligus dapat memberikan informasi bagaimana peran perilaku itu
terhadap lingkungan dan terhadap individu atau organisme yang bersangkutan.
Formulasi Bandura berwujud B= behavior. E=environment, P=person,atau
organisme. Perilaku lingkungan dan individu itu sendiri saling berinteraksi
satu sama lain. Ini berarti bahwa perilaku individu dapat mempengaruhi individu
itu sendiri, disamping itu perilaku juga berpengaruh pada lingkungan. Demikian
pula lingkungan, dapat mempengaruhi individu (Walgito,2003).
Proses
Pembentukan Perilaku
Menurut Walgito (2003), pembentukan perilaku dibagi
menjadi 3cara sesuai keadaan yang diharapkan, yakni:
1. Cara
pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh
dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk
berperilaku seperti yang diharapkan, maka akhirnya akan terbentuklah perilaku
tersebut.cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning baik yang
dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner terdapat pendapat
yang tidak seratus persen sama, namun para ahli tersebut, mempuntai dasar pandangan
yang tidak jauh beda satu sama lain.
2. Pembentukan
perilaku dengan pengertian (insight)
Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning
atau kebiasaan, pembentukan perilaku juga dapat ditempuh dengan pengertian.
Cara ini didasarkan atas teori belajar kognitif yaitu belajar disertai dengan
adanya pengertian. Bila dalam eksperimen Thorndike dalam belajar yang
dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam belajar
yang dipentingkan dalah pengertian. Kohler adalah salah satu tokoh psikologi
Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif.
3. Pembentukan
perilaku dengan menggunakan model
Disamping cara-cara pembentukan perilaku diatas,
pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh.
Pemimpin dijadikan model atau contoh bagi yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan
oleh teori belajar sosial (social learning theory) atau observational
learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (1977).
Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip
Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru
didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1)
Kesadaran (awareness)
Dimana
orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap
stimulus (objek)
2)
Tertarik (interest)
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus
3)
Evaluasi (evaluation)
Menimbang-nimbang
terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti
sikap responden sudah lebih baik lagi.
4)
Mencoba (trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5)
Menerima (Adoption)
Dimana
subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
terhadap stimulus.
B. Macam-Macam Pola Perilaku
Ada beberapa jenis pola perilaku yang
ditinjau dari sudut pandangan yang berbeda, antara lain:
1. Perilaku tertutup dan terbuka.
a) Perilaku
tertutup artinya perilaku itu tidak dapat ditangkap melalui indera,
melainkan harus menggunakan alat pengukuran tertentu, seperti psikotes.
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan /kesadaran, dan sikap yang
terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.
Contohnya: berpikir; berfantasi, kreatifitas, dll.
b) perilaku
terbuka yaitu perilaku yang bisa langsung dapat diobservasi melalui alat
indera manusia, Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus
tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice). seperti
tertawa, berjalan, berbaring, dll.
2. Perilaku reflektif dan non reflektif.
a) Perilaku
reflektif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan
terhadap stimulus yang mengenai organisme. Misal reaksi kedip mata bila
kena sinar, menarik jari bila kena panas, dan sebagainya. Perilaku
reflektif ini terjadi dengan sendirinya secara otomatis tanpa perintah
atau kehendak orang yang bersangkutan, sehingga di luar kendali manusia..
b) Perilaku
non reflektif. Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadarn atau
otak. Proses perilaku ini disebut proses psikologis.
3. Perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
a) Perilaku
kognitif atau perilaku yang melibatkan proses pengenalan yang dilakukan
oleh otak, yang terarah kepada obyektif, faktual, dan logis, seperti
berpikir dan mengingat.
b) Perilaku
afektif adalah perilaku yang berkaitan dengan perasaan atau emosi manusia
yang biasanya bersifat subyektif.
c) Perilaku
motorik yaitu perilaku yang melibatkan gerak fisik seperti
memukul, menulis, lari, dan lain sebagainya..
Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang berurutan. Penelitian
Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru
(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,
yaitu:
1. Awareness
(kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari atau mengetahui stimulus (objek)
terlebih dahulu.
2. Interest
(tertarik), yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation
(menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya). Hal ini berarti sikap
responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial,
orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption,
subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses
seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka
perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng
Bentuk perilaku Individu
Bentuk-bentuk perilaku individu tidak
terlepas dari kepribadian yang dimilikinya. Menurut teori psikoanalitik Sigmund
Freud, kepribadian ini terdiri dari tiga elemen, yaitu id, ego, dan superego.
Ketiga kepribadian inilah yang bekerja sama untuk menciptakan bentuk-bentuk
perilaku manusia yang kompleks.
1. Id
adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek
kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif.
Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama
kepribadian. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan
segera dari semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak
puas langsung, hasilnya adalah kecemasan segera atau ketegangan. Namun, segera
memuaskan kebutuhan ini tidak selalu realistis atau bahkan mungkin. Jika kita
diperintah seluruhnya oleh prinsip kesenangan, kita mungkin menemukan diri kita
meraih hal-hal yang kita inginkan dari tangan orang lain untuk memuaskan
keinginan kita sendiri. Perilaku semacam ini akan baik mengganggu dan sosial
tidak dapat diterima. Menurut Freud, id mencoba untuk menyelesaikan ketegangan
yang diciptakan oleh prinsip kesenangan melalui proses utama, yang melibatkan
pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara untuk
memuaskan kebutuhan.
2. Ego
adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan
realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan
dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi
ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. Ego bekerja berdasarkan
prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara
yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya dan
manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas atau
meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls id itu dapat dipenuhi melalui
proses menunda kepuasan – ego pada akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi
hanya dalam waktu yang tepat dan tempat.
3. Komponen
terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah superego. superego adalah aspek
kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang
kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat – kami rasa benar dan salah. Superego
memberikan pedoman untuk membuat penilaian.
Dengan kekuatan bersaing begitu banyak, mudah
untuk melihat bagaimana konflik mungkin timbul antara ego, id dan superego.
Freud menggunakan kekuatan ego istilah untuk merujuk kepada kemampuan ego
berfungsi meskipun kekuatan-kekuatan duel. Seseorang dengan kekuatan ego yang
baik dapat secara efektif mengelola tekanan ini, sedangkan mereka dengan
kekuatan ego terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menjadi terlalu keras
hati atau terlalu mengganggu.
Perilaku individu terdiri dari berbagai macam
bentuk, tergantung dari aspek mana dilihatnya, seperti perilaku termotivasi,
perilaku tidak termotivasi, perilaku reflek, perilaku otomatis, perilaku yang
dipelajari, perilaku instingtif, dan sebagainya. Secara psikologi,
bentuk-bentuk perilaku individu yaitu berupa:
1) Perilaku
sadar (yaitu perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan syaraf).
Perilaku sadar ini hanya sekitar 40% yang dialami oleh manusia.
2) Perilaku
tidak sadar (perilaku yang sopan atau instingtif). Perilaku ini terjadi di
ambang sadar atau alam tidak sadar. Perilaku tidak sadar ini biasanya untuk
menyimpan semua harapan, keinginan, dan ketakutan manusia.
3) Perilaku
tampak dan tidak tampak.
4) Perilaku
sederhana dan kompleks.
5) Perilaku
kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor.
Selain itu terdapat pula bentuk-bentuk perilaku dilihat dari jenis
responnya, yaitu:
1) Perilaku
pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan
tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada
tindakan yang nyata.
Contoh
: berpikir, berfantasi, berangan-angan.
2) Perilaku
aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang
dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
Contoh: mengerjakan ulangan, membaca buku
pelajaran.
C.Pendekatan Teori Perilaku
a. Pengertian pendekatan teori perilaku
Pendekatan perilaku
merupakan pendekatan yang percaya bahwa jika menajer berfokus kepada karyawan
bukan pada produksi mekanistik, maka pekerjaan menjadi lebih puas dan dengan
demikia, lebih produktif.
Studi ini merupakan
sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan
memanfaatkan metode-metode dari berbagai ilmu. Antara lain yaitu ekonomi,
sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Gerakan ilmu perilaku
menekankan perlunya untuk studi ilmiah dari elemen manusia organisasi
Prespektif
manajemen perilaku menekankan pada pentingnya manajemen memerhatikan perilaku
dan kebiasaan individu manusia yang terdapat dalam sebuah organisasi dan
pentingnya pula menejemen melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan manusia
yang ada dalam organisasi agar organisasi dapat berjalan dengan baik.
Pendekatan perilaku memiliki dua prespektif
yaitu:
1. The human relations approach (Pendekatan Hubungan Kemanusiaan)
Pada dasarnya teori
pendekatan hubungan kemanusiaan berargumentasi bahwa pada dasarnya manusia
selalu melakukan respon terhadap konteks sosial dimanapun dia berada. Sehingga
asumsi dasar yang dapat digunakan dalam teori ini adalah bahwa perhatian
manajer atau pimpinan terhadap bawahanya akan meningkatkan tingkat penerimaan
sekaligus tingkat kepuasan daari bawahanya, sehingga tingkat penerimaan dan
kepuasan ini akan mendorong tercapainya peeningkatan produktifitas.
2. Behavioral science approach atau pendekatan ilmiah perilaku
Dalam perkembangan
peran manusia dalam organisasi direpresentasikan dalam teori perilaku
organisasi yang mencoba melihat organisasi dari prespektif yang lebih luas.
Beberapa topik penting dalam teori ini diantaranya adalah bahwa kinerja
organisasi sangat terkait dengan kepuasan kerja, stres, motivasi, kepemimpinan,
dinamika kelompok, budaya kerja dan lain sebagainya.
B. Prinsip pendekatan perilaku ini adalah:
1. Pendekatan motivasi yang menghasilkan
komitmen pekerja sangat diutuhkan.
2. Manajemen tidak dapat dianggap sebagai suatu
proses teknik yang kaku.
3. Manajemen harus sistematis dan sistemis.
4. Pendekatan yang dilakukan dalam manajemen
harus hati-hati.
5. Organisasi sebagai suatu keseluruhan.
6. Kepemimpinan diterapkan sesuai dengan situasi
bawahanya.
7. Unsur manusia merupakan kunci utama yang menentukan sukses atau gagalnya organisasi mencapai tujuanya.
8. Manajer masa kini harus dididik dan dilatih untuk memahami dan menerapkan
konsep-konsep manajemen.
9. Komitmen dapat ditingkatnya melalui
partisipasi dan keterlibatan pekerja.
10.
Pengawasan harus dibangun dalam
pengertian positif, bukan mencari kesalahan tetapi mencengah kesalahan secara diri.
C. Keterbatasan Pendekatan Perilaku dan Teori
Beberapa ahli
menajemen termasuk ahli perilaku percaya bahwa bidang perilaku tidak sepenuhnya
nyata karena berkenaan dengan manusia yang bersifat unik. Model, teori dan
istilah perilaku oleh ahli perilaku (Jargon) yang sangat kompleks dan abstrak
untuk praktek para manejer. Dikarenakan perilaku manusia sangat unik, maka
ahli-ahli perilaku sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian dan
rekomendasinyapun sulit bagi manejer untuk memilih dan melaksanakanya. Teori
Perilaku seperti yang telah disebutkan tadi adaalah untuk dikembangkan dalam
teori motivasi. Selain itu, untuk menhgetahui perilaku kelompok, hubungan
manusiawi ditempat kerja, dan pentingnya hubungan manusiawi ditempat kerja.
Ahli perilaku menyarankan untuk dikembangakan dalam teori-teori kepemimpinan,
konflik, kekuasaan, perubahan organisasi dan komunikasi.
BAB III
ANALISIS
Hakikat tugas konselor yaitu menyediakan sarana untuk
mencapai sasaran klien dengan membebaskan seseorang dari perilaku yang mengganggu kehidupan yang efektif sesuai
dengan nilai demokrasi tentang hak individu untuk bebas mengejar sasaran yang
dikehendaki sepanjang sasaran itu sesuai dengan kebaikan masyarakat secara umum
Perilaku adalah suatu reaksi
psikis seseorang terhadap lingkungannya. Dari batasan dapat diuraikan bahwa
reaksi dapat diuraikan bermacam-macam bentuk, yang pada hakekatnya digolongkan
menjadi 2, yaitu bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkret) dan dalam
bentuk aktif dengan tindakan nyata atau (konkret)
Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan tindakan yang dilakukan makhluk hidup. Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi suatu organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru berwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan. Dengan demikian suatu rangsangan tentu akan menimbulkan perilaku tertentu.pula
Para psikolog mengemukakan bahwa perilaku terbentuk dari adanya interaksi antara domain trikomponen sikap yakni interaktif antara komponen kognitif, afektif dan domain konatif. Namun masih terdapat kekeliruan yang menganggap komponen konatif salah satu komponen dalam trikomponent sikap sebagai perilaku (behaviour), sehingga perilaku dianggap sebagai salah satu komponen sikap (aptitude).
Para psikolog telah membedakan perilaku dan sikap sebagai dua gejala yang dapat berbeda satu sama lainnya. Lapiere ) telah meneliti dan menghasilkan poskulat variasi independent, intitemen yang dijelaskan dengan konsep adalah bahwa sikap dan perilaku merupakan dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri,terpisah.dan.berbeda.
Ada tiga asumsi yang saling berkaitan mengenai perilaku manusia. Pertama, perilaku itu disebabkan; Kedua, perilaku itu digerakan; Ketiga, perilaku itu ditujukan.pada.sasaran/tujuan”.
Dalam hal ini berarti proses perubahan perilaku mempunyai kesamaan untuk setiap individu, yakni perilaku itu ada penyebabnya, dan terjadinya tidak dengan spontan, dan mengarah kepada suatu sasaran baik secara ekslusif maupun inklusif.
“Perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan (goal oriented)”. Dengan perkataan lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan tertentu”.Pengaruh lingkungan dalam pembentukan perilaku adalah bentuk perilaku yang berdasarkan hak dan kewajiban, kebebasan dan tanggung jawab baik pribadi maupun kelompok masyarakat. Perilaku mendapat pengaruh yang kuat dari motif kepentingan yang disadari dari dalam faktor intrinsik dan kondisi lingkungan dari luar / faktor ekstrinsik atau exciting condition. Oleh karena itu perilaku terbentuk atas pengaruh pendirian, lingkungan eksternal, keperntingan yang disadari, kepentingan responsif, ikut-ikutan atau yang tidak disadari serta rekayasa dari.luar. perilaku manusia merupakan hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya. Perilaku manusi terdiri dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, sifat-sifat umum dan khusus perilaku manusia, bentuk-bentuk perubahan perilaku, dan macam-macam perilaku manusia.
Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan tindakan yang dilakukan makhluk hidup. Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi suatu organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru berwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan. Dengan demikian suatu rangsangan tentu akan menimbulkan perilaku tertentu.pula
Para psikolog mengemukakan bahwa perilaku terbentuk dari adanya interaksi antara domain trikomponen sikap yakni interaktif antara komponen kognitif, afektif dan domain konatif. Namun masih terdapat kekeliruan yang menganggap komponen konatif salah satu komponen dalam trikomponent sikap sebagai perilaku (behaviour), sehingga perilaku dianggap sebagai salah satu komponen sikap (aptitude).
Para psikolog telah membedakan perilaku dan sikap sebagai dua gejala yang dapat berbeda satu sama lainnya. Lapiere ) telah meneliti dan menghasilkan poskulat variasi independent, intitemen yang dijelaskan dengan konsep adalah bahwa sikap dan perilaku merupakan dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri,terpisah.dan.berbeda.
Ada tiga asumsi yang saling berkaitan mengenai perilaku manusia. Pertama, perilaku itu disebabkan; Kedua, perilaku itu digerakan; Ketiga, perilaku itu ditujukan.pada.sasaran/tujuan”.
Dalam hal ini berarti proses perubahan perilaku mempunyai kesamaan untuk setiap individu, yakni perilaku itu ada penyebabnya, dan terjadinya tidak dengan spontan, dan mengarah kepada suatu sasaran baik secara ekslusif maupun inklusif.
“Perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan (goal oriented)”. Dengan perkataan lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan tertentu”.Pengaruh lingkungan dalam pembentukan perilaku adalah bentuk perilaku yang berdasarkan hak dan kewajiban, kebebasan dan tanggung jawab baik pribadi maupun kelompok masyarakat. Perilaku mendapat pengaruh yang kuat dari motif kepentingan yang disadari dari dalam faktor intrinsik dan kondisi lingkungan dari luar / faktor ekstrinsik atau exciting condition. Oleh karena itu perilaku terbentuk atas pengaruh pendirian, lingkungan eksternal, keperntingan yang disadari, kepentingan responsif, ikut-ikutan atau yang tidak disadari serta rekayasa dari.luar. perilaku manusia merupakan hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya. Perilaku manusi terdiri dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, sifat-sifat umum dan khusus perilaku manusia, bentuk-bentuk perubahan perilaku, dan macam-macam perilaku manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terdiri Faktor Personal, dan Faktor Situsional. Sifat-sifat umumnya terdiri dari
pengamatan, perhatian, tanggap, fantasi, ingatan, berfikir, motif.
Bentuk-bentuk perilakunya yaitu, perbahan alamiah, perubahan terencana,
kesediaan untuk berubah. Begitu juga macam-macam perilakunya yaitu perilaku
refleks dan perilaku refleks bersyarat.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia
itu unik dan berbeda, dari perbedaan itu pula yang menyebabkan adanya
interaksi social diantara manusia.Teori ± teori diatas juga menunjukkan pada
kita bahwa perilaku itu didorong dan diarahkanketujuan. Mereka juga menunjukkan
pada kita bahwa perilaku yang ingin mencapai tujuan cenderung untuk
menetap.Terkadang manusia merasa nyaman dengan perbedan tetapi ada juga yang
tidak merasa nyamandalam perbedaan yang ada dikarenakan lingkungan tempat
manusia tersebut.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan di
atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang
percaya bahwa jika menajer berfokus kepada karyawan bukan pada produksi
mekanistik, maka pekerjaan menjadi lebih puas dan dengan demikia, lebih
produktif.
Konsep-konsep
pendekatan teori perilaku antara lain: Pendekatan
motivasi yang menghasilkan komitmen,tidak dapat dianggap sebagai suatu proses
teknik yang kaku, harus sistematis dan sistemis, manajemen harus hati-hati,
organisasi sebagai suatu keseluruhan yang diterapkan sesuai dengan situasi
bawahanya, manusia merupakan kunci utama yang menentukan sukses atau gagalnya
organisasi mencapai tujuanya, harus
bisa dididik dan dilatih untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep manajemen,
komitmen dapat ditingkatnya melalui partisipasi dan keterlibatan pekerja,
pengawasan harus dibangun dalam pengertian positif, bukan mencari kesalahan
tetapi mencengah kesalahan secara diri.
Tokoh-tokoh yang
mendukung teori ini salah satunya adalah Maslow
yang terkenal dengan teori hierarki kebutuhan untuk menjelaskan perilaku
manusia dalam kaitannya dengan motivasi manusia.
Apabila terjadi
bahwa individu tertentu merasaa bahwa kebutuhanya dapat terpenuhi dari adanya
kerja sama tersebut dari imbalan yang diperoleh dari organisasi, maka dia
bersedia untuk meneruskan kerjasama tersebut. Sebaliknya apabila seorang
anggota merasa bahwa imbalan yang diberikan oleh organisasi itu terlalu kecil
dan tidak seimbang dengan besarnya sumbangan yang diberikan kepada organisasi
itu maka mereka akan menarik diri dari organisasi itu, dengan demikian maka
akan berakibat kerjasama itu tidak efektif lagi.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Usman Husain. 2008. Manajemen
Teori Praktik dan Riset Pendidikan. PT.Bumi Aksara. Jakarta Timur.
Gitosudarmo Indriyo. 1997. Prinsip dasar manajemen. BPFE.
Yogyakarta.
Sarwono, Solita. Beberapa konsep
beserta aplikasinya, 1993.
Manra, I.B. Stategi penyuluhan
kesehatan, jakarta:departemen kesehatan Ri, 1997.
Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu perilaku
kesehatan, jakarta:Rineka cipta, 2010.
WEB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar