Kamis, 09 Juni 2016

makalah pola perilaku (pengertian, macam-macam, dan pendekatan teori)



TUGAS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
“POLA PERILAKU (pengertian,macam-macam,dan pendekatan teori )”
Disusun untuk memenuhi tugas  dalam mata kuliah Psikologi Kepribadian
Dosen Pengampu : Dra.Laila Maharani, M.Pd.

logo_iain_raden_intan_bandar_lampung.jpg

Oleh Kelompok IV
Mudirul Achmad Ponja   (1511080089)
Reni Anggreini               (1511080121)
Reni Nurbaiti                 (1511080122)


KELAS/SEMESTER: B/II (DUA)


JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR

Puji  Syukur  kami  ucapkan kepada  Allah  Yang  Maha  Esa,  karena  atas  berkat  rahmat dan  karunia-Nya,  makalah  ini  dapat  terselesaikan  dengan  baik.  Yang   berjudul ”POLA PERILAKU”
 Meskipun banyak hambatan yang kami  alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.
        Tidak  lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman – teman yang sudah memberi kontribusi dan partisipasinya  baik secara langsung maupun  tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Kami  menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung,11 April  2016

Kelompok 4








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii

BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
Latar belakang................................................................................................................ 1
Rumusan masalah........................................................................................................... 1
Tujuan............................................................................................................................. 1

BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
Pengertan pola perilaku................................................................................................... 2
Macam-macam pola perilaku.......................................................................................... 4
Pendekatan teori perilaku............................................................................................... 7

BAB III
ANALISIS................................................................................................................... 10
Analisis......................................................................................................................... 10

BAB IV
PENUTUP.................................................................................................................. 12
Kesimpulan................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13
BAB I
       PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku dikatakan wajar apabilam ada penyesuaian diri yang harus diselaraskan dengan peran manusia sebagai individu, social, dan berketuhanan. Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dll. Untuk aktivitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misal : kaki yang satu diletakkan pada kaki yang lain.
Perilaku atau aktivitas manusia merupakan manifestasi kehidupan psikisnya. Perilaku pada manusia itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsang yang mengenai individu. Perilaku atau aktivitas itu merupakan jawaban terhadap stimulus yang mengenainya. Perilaku  manusia tidak dapat lepas dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungannya. Perilaku itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu bertingkahlaku.
Jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku ia sedang membaca, sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam tubuh manusia itu sendiri. Perilaku terdiri dari aktivitas- aktivitas yang berlangsung, baik didalam maupun diluar. Dengan membaca latar belakang diatas maka makalah ini sangat menarik sebab membahas sesuatu sikap yang unik yaitu pola perilaku sosial yang ada pada diri kita masing masing.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud perilaku manusia?
2.      Sebutkan macam-macam perilaku manusia!
3.      Bagaimana pendekatan teori perilaku?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian perilaku
2.      Mengetahui macam-macam pola perilaku
3.      Mengetahui pendekatan teori perilaku

















BAB II
                                         PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pola Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmojo, 2005).
Psikologi memandang perilaku manusia (Human Behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Berbicara tentang perilaku, manusia itu unik /khusus. Artinya tidak sama antar dan inter manusianya. Baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat, maupun kepribadian. Manusia berperilaku atau beraktivitas karena adanya tujuan tertentu. Dengan adanya need atau kebutuhan diri seseorang maka akan muncul motivasi/penggerak , sehingga manusia itu berperilaku , baru tujuan tercapai dan individu mengalami kepuasan. Siklus melingkar kembali memenuhi kebutuhan berikutnya atau kebutuhan lain dan seterusnya dalam suatu proses terjadinya perilaku manusia (Widyatun, 1999).
Sedangkan menurut Bandura, suatu formulasi mengenai perilaku dan sekaligus dapat memberikan informasi bagaimana peran perilaku itu terhadap lingkungan dan terhadap individu atau organisme yang bersangkutan. Formulasi Bandura berwujud B= behavior. E=environment, P=person,atau organisme. Perilaku lingkungan dan individu itu sendiri saling berinteraksi satu sama lain. Ini berarti bahwa perilaku individu dapat mempengaruhi individu itu sendiri, disamping itu perilaku juga berpengaruh pada lingkungan. Demikian pula lingkungan, dapat mempengaruhi individu (Walgito,2003). 

Proses Pembentukan Perilaku
Menurut Walgito (2003), pembentukan perilaku dibagi menjadi 3cara sesuai keadaan yang diharapkan, yakni:
1.      Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, maka akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut.cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning baik yang dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner terdapat pendapat yang tidak seratus persen sama, namun para ahli tersebut, mempuntai dasar pandangan yang tidak jauh beda satu sama lain.
2.      Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan, pembentukan perilaku juga dapat ditempuh dengan pengertian. Cara ini didasarkan atas teori belajar kognitif yaitu belajar disertai dengan adanya pengertian. Bila dalam eksperimen Thorndike dalam belajar yang dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam belajar yang dipentingkan dalah pengertian. Kohler adalah salah satu tokoh psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif.
3.      Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Disamping cara-cara pembentukan perilaku diatas, pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Pemimpin dijadikan model atau contoh bagi yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan oleh teori belajar sosial (social learning theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (1977).

Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1) Kesadaran (awareness)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)
2) Tertarik (interest)
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus
3) Evaluasi (evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Mencoba (trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5) Menerima (Adoption)
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

B.     Macam-Macam Pola Perilaku
      Ada beberapa jenis pola perilaku yang ditinjau dari sudut pandangan yang berbeda, antara lain:
1.      Perilaku tertutup dan  terbuka.
a)      Perilaku tertutup artinya perilaku itu tidak dapat ditangkap  melalui indera, melainkan harus menggunakan alat pengukuran tertentu, seperti psikotes. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan /kesadaran, dan sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain. Contohnya: berpikir; berfantasi, kreatifitas, dll. 
b)      perilaku terbuka yaitu perilaku yang bisa langsung dapat diobservasi melalui alat indera manusia, Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice). seperti tertawa, berjalan, berbaring, dll.
2.      Perilaku reflektif dan  non reflektif.
a)      Perilaku reflektif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme. Misal reaksi kedip mata bila kena sinar, menarik jari bila kena panas, dan sebagainya. Perilaku reflektif ini terjadi dengan sendirinya secara otomatis tanpa perintah atau kehendak orang yang bersangkutan, sehingga di luar kendali manusia..
b)      Perilaku non reflektif. Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadarn atau otak.  Proses perilaku ini disebut proses psikologis.
3.      Perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik.
a)      Perilaku kognitif atau perilaku yang melibatkan proses pengenalan yang dilakukan oleh  otak, yang terarah kepada obyektif, faktual, dan logis, seperti berpikir dan mengingat.
b)      Perilaku afektif adalah perilaku yang berkaitan dengan perasaan atau emosi manusia yang biasanya bersifat subyektif.
c)      Perilaku  motorik yaitu perilaku yang melibatkan gerak fisik seperti memukul, menulis, lari, dan lain  sebagainya..
Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang berurutan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:
1.      Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari atau mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
2.      Interest (tertarik), yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.
3.      Evaluation (menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4.      Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5.      Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng

Bentuk perilaku Individu
            Bentuk-bentuk perilaku individu tidak terlepas dari kepribadian yang dimilikinya. Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kepribadian ini terdiri dari tiga elemen, yaitu id, ego, dan superego. Ketiga kepribadian inilah yang bekerja sama untuk menciptakan bentuk-bentuk perilaku manusia yang kompleks.
1.      Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah kecemasan segera atau ketegangan. Namun, segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu realistis atau bahkan mungkin. Jika kita diperintah seluruhnya oleh prinsip kesenangan, kita mungkin menemukan diri kita meraih hal-hal yang kita inginkan dari tangan orang lain untuk memuaskan keinginan kita sendiri. Perilaku semacam ini akan baik mengganggu dan sosial tidak dapat diterima. Menurut Freud, id mencoba untuk menyelesaikan ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan melalui proses utama, yang melibatkan pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara untuk memuaskan kebutuhan.
2.      Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya dan manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas atau meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls id itu dapat dipenuhi melalui proses menunda kepuasan – ego pada akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan tempat.
3.      Komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah superego. superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat – kami rasa benar dan salah. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.
Dengan kekuatan bersaing begitu banyak, mudah untuk melihat bagaimana konflik mungkin timbul antara ego, id dan superego. Freud menggunakan kekuatan ego istilah untuk merujuk kepada kemampuan ego berfungsi meskipun kekuatan-kekuatan duel. Seseorang dengan kekuatan ego yang baik dapat secara efektif mengelola tekanan ini, sedangkan mereka dengan kekuatan ego terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menjadi terlalu keras hati atau terlalu mengganggu.
Perilaku individu terdiri dari berbagai macam bentuk, tergantung dari aspek mana dilihatnya, seperti perilaku termotivasi, perilaku tidak termotivasi, perilaku reflek, perilaku otomatis, perilaku yang dipelajari, perilaku instingtif, dan sebagainya. Secara psikologi, bentuk-bentuk perilaku individu yaitu berupa:
1)      Perilaku sadar (yaitu perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan syaraf). Perilaku sadar ini hanya sekitar 40% yang dialami oleh manusia.
2)      Perilaku tidak sadar (perilaku yang sopan atau instingtif). Perilaku ini terjadi di ambang sadar atau alam tidak sadar. Perilaku tidak sadar ini biasanya untuk menyimpan semua harapan, keinginan, dan ketakutan manusia.
3)      Perilaku tampak dan tidak tampak.
4)      Perilaku sederhana dan kompleks.
5)      Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor.
Selain itu terdapat pula bentuk-bentuk perilaku dilihat dari jenis responnya, yaitu:
1)      Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.Contoh : berpikir, berfantasi, berangan-angan.
2)      Perilaku aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata. Contoh: mengerjakan ulangan, membaca buku pelajaran.

C.Pendekatan Teori Perilaku

a.      Pengertian pendekatan teori perilaku
Pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang percaya bahwa jika menajer berfokus kepada karyawan bukan pada produksi mekanistik, maka pekerjaan menjadi lebih puas dan dengan demikia, lebih produktif.
Studi ini merupakan sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari berbagai ilmu. Antara lain yaitu ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Gerakan ilmu perilaku menekankan perlunya untuk studi ilmiah dari elemen manusia organisasi
Prespektif manajemen perilaku menekankan pada pentingnya manajemen memerhatikan perilaku dan kebiasaan individu manusia yang terdapat dalam sebuah organisasi dan pentingnya pula menejemen melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan manusia yang ada dalam organisasi agar organisasi dapat berjalan dengan baik.
Pendekatan perilaku memiliki dua prespektif yaitu:
1.         The human relations approach (Pendekatan Hubungan Kemanusiaan)
Pada dasarnya teori pendekatan hubungan kemanusiaan berargumentasi bahwa pada dasarnya manusia selalu melakukan respon terhadap konteks sosial dimanapun dia berada. Sehingga asumsi dasar yang dapat digunakan dalam teori ini adalah bahwa perhatian manajer atau pimpinan terhadap bawahanya akan meningkatkan tingkat penerimaan sekaligus tingkat kepuasan daari bawahanya, sehingga tingkat penerimaan dan kepuasan ini akan mendorong tercapainya peeningkatan produktifitas.
2.         Behavioral science approach atau pendekatan ilmiah perilaku
Dalam perkembangan peran manusia dalam organisasi direpresentasikan dalam teori perilaku organisasi yang mencoba melihat organisasi dari prespektif yang lebih luas. Beberapa topik penting dalam teori ini diantaranya adalah bahwa kinerja organisasi sangat terkait dengan kepuasan kerja, stres, motivasi, kepemimpinan, dinamika kelompok, budaya kerja dan lain sebagainya.

B.       Prinsip pendekatan perilaku ini adalah:
1.      Pendekatan motivasi yang menghasilkan komitmen pekerja sangat diutuhkan.
2.      Manajemen tidak dapat dianggap sebagai suatu proses teknik yang kaku.
3.      Manajemen harus sistematis dan sistemis.
4.      Pendekatan yang dilakukan dalam manajemen harus hati-hati.
5.      Organisasi sebagai suatu keseluruhan.
6.      Kepemimpinan diterapkan sesuai dengan situasi bawahanya.
7.      Unsur manusia merupakan kunci utama yang menentukan sukses atau gagalnya  organisasi mencapai tujuanya.
8.      Manajer masa kini harus dididik dan dilatih untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep manajemen.
9.      Komitmen dapat ditingkatnya melalui partisipasi dan keterlibatan pekerja.
10.   Pengawasan harus dibangun dalam pengertian positif, bukan mencari kesalahan   tetapi mencengah kesalahan secara diri.

C.      Keterbatasan Pendekatan Perilaku dan Teori
Beberapa ahli menajemen termasuk ahli perilaku percaya bahwa bidang perilaku tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan manusia yang bersifat unik. Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli perilaku (Jargon) yang sangat kompleks dan abstrak untuk praktek para manejer. Dikarenakan perilaku manusia sangat unik, maka ahli-ahli perilaku sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian dan rekomendasinyapun sulit bagi manejer untuk memilih dan melaksanakanya. Teori Perilaku seperti yang telah disebutkan tadi adaalah untuk dikembangkan dalam teori motivasi. Selain itu, untuk menhgetahui perilaku kelompok, hubungan manusiawi ditempat kerja, dan pentingnya hubungan manusiawi ditempat kerja. Ahli perilaku menyarankan untuk dikembangakan dalam teori-teori kepemimpinan, konflik, kekuasaan, perubahan organisasi dan komunikasi.


BAB III
ANALISIS
Hakikat tugas konselor yaitu menyediakan sarana untuk mencapai sasaran klien dengan membebaskan seseorang dari perilaku yang  mengganggu kehidupan yang efektif sesuai dengan nilai demokrasi tentang hak individu untuk bebas mengejar sasaran yang dikehendaki sepanjang sasaran itu sesuai dengan kebaikan masyarakat secara umum
Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya. Dari batasan dapat diuraikan bahwa reaksi dapat diuraikan bermacam-macam bentuk, yang pada hakekatnya digolongkan menjadi 2, yaitu bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkret) dan dalam bentuk aktif dengan tindakan nyata atau (konkret)
Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan tindakan yang dilakukan makhluk hidup. Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi suatu organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru berwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan. Dengan demikian suatu rangsangan tentu akan menimbulkan perilaku tertentu
.pula
         Para psikolog mengemukakan bahwa perilaku terbentuk dari adanya interaksi antara domain trikomponen sikap yakni interaktif antara komponen kognitif, afektif dan domain konatif. Namun masih terdapat kekeliruan yang menganggap komponen konatif salah satu komponen dalam trikomponent sikap sebagai perilaku (behaviour), sehingga perilaku dianggap sebagai salah satu komponen sikap (aptitude).
         Para psikolog telah membedakan perilaku dan sikap sebagai dua gejala yang dapat berbeda satu sama lainnya. Lapiere ) telah meneliti dan menghasilkan poskulat variasi independent, intitemen yang dijelaskan dengan konsep adalah bahwa sikap dan perilaku merupakan dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri,terpisah
.dan.berbeda. 
Ada tiga asumsi yang saling berkaitan mengenai perilaku manusia. Pertama, perilaku itu disebabkan; Kedua, perilaku itu digerakan; Ketiga, perilaku itu ditujukan
.pada.sasaran/tujuan”.
         Dalam hal ini berarti proses perubahan perilaku mempunyai kesamaan untuk setiap individu, yakni perilaku itu ada penyebabnya, dan terjadinya tidak dengan spontan, dan mengarah kepada suatu sasaran baik secara ekslusif maupun inklusif.
“Perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan (goal oriented)”. Dengan perkataan lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan tertentu”.Pengaruh lingkungan dalam pembentukan perilaku adalah bentuk perilaku yang berdasarkan hak dan kewajiban, kebebasan dan tanggung jawab baik pribadi maupun kelompok masyarakat. Perilaku mendapat pengaruh yang kuat dari motif kepentingan yang disadari dari dalam faktor intrinsik dan kondisi lingkungan dari luar / faktor ekstrinsik atau exciting condition. Oleh karena itu perilaku terbentuk atas pengaruh pendirian, lingkungan eksternal, keperntingan yang disadari, kepentingan responsif, ikut-ikutan atau yang tidak disadari serta rekayasa dari.luar. 
perilaku manusia merupakan hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya. Perilaku manusi terdiri dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, sifat-sifat umum dan khusus perilaku manusia, bentuk-bentuk perubahan perilaku, dan macam-macam perilaku manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terdiri Faktor Personal,  dan Faktor Situsional. Sifat-sifat umumnya terdiri dari pengamatan, perhatian, tanggap, fantasi, ingatan, berfikir, motif. Bentuk-bentuk perilakunya yaitu, perbahan alamiah, perubahan terencana, kesediaan untuk berubah. Begitu juga macam-macam perilakunya yaitu perilaku refleks dan perilaku refleks bersyarat.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan berbeda, dari perbedaan itu pula yang menyebabkan adanya interaksi social diantara manusia.Teori ± teori diatas juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku itu didorong dan diarahkanketujuan. Mereka juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku yang ingin mencapai tujuan cenderung untuk menetap.Terkadang manusia merasa nyaman dengan perbedan tetapi ada juga yang tidak merasa nyamandalam perbedaan yang ada dikarenakan lingkungan tempat manusia tersebut.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang percaya bahwa jika menajer berfokus kepada karyawan bukan pada produksi mekanistik, maka pekerjaan menjadi lebih puas dan dengan demikia, lebih produktif.
Konsep-konsep pendekatan teori perilaku antara lain: Pendekatan motivasi yang menghasilkan komitmen,tidak dapat dianggap sebagai suatu proses teknik yang kaku, harus sistematis dan sistemis, manajemen harus hati-hati, organisasi sebagai suatu keseluruhan yang diterapkan sesuai dengan situasi bawahanya, manusia merupakan kunci utama yang menentukan sukses atau gagalnya organisasi mencapai tujuanya,  harus bisa dididik dan dilatih untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep manajemen, komitmen dapat ditingkatnya melalui partisipasi dan keterlibatan pekerja, pengawasan harus dibangun dalam pengertian positif, bukan mencari kesalahan tetapi mencengah kesalahan secara diri.
Tokoh-tokoh yang mendukung teori ini salah satunya adalah Maslow yang terkenal dengan teori hierarki kebutuhan untuk menjelaskan perilaku manusia dalam kaitannya dengan motivasi manusia.
Apabila terjadi bahwa individu tertentu merasaa bahwa kebutuhanya dapat terpenuhi dari adanya kerja sama tersebut dari imbalan yang diperoleh dari organisasi, maka dia bersedia untuk meneruskan kerjasama tersebut. Sebaliknya apabila seorang anggota merasa bahwa imbalan yang diberikan oleh organisasi itu terlalu kecil dan tidak seimbang dengan besarnya sumbangan yang diberikan kepada organisasi itu maka mereka akan menarik diri dari organisasi itu, dengan demikian maka akan berakibat kerjasama itu tidak efektif lagi.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Usman Husain. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. PT.Bumi Aksara. Jakarta Timur.
Gitosudarmo Indriyo. 1997. Prinsip dasar manajemen. BPFE. Yogyakarta.
Sarwono, Solita. Beberapa konsep beserta aplikasinya, 1993.
Manra, I.B. Stategi penyuluhan kesehatan,  jakarta:departemen kesehatan Ri, 1997.
Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu perilaku kesehatan, jakarta:Rineka cipta, 2010.

WEB





Tidak ada komentar:

Posting Komentar